- 3:41:00 AM
-
Siang itu suasananya begitu sangat panas, sampai-sampai badanku terasa dipanggang di dalam oven. hari itu aku tengah belajar pelajaran Bahasa inggris, sungguh memusingkan sekali. itulah sebabnya hingga kini aku tak bisa bahasa inggris karena aku tak suka dengan pelajarannya karena sungguh memusingkan otakku, sampai terasa otakku mau pecah. terdengar suara uru memanggil namaku "Sholeh, coba kamu kedepan. bacakan tugas minggu kemarin yang telah bapak beri.", "aduh mapus nih !, aku lupa akan PR bhs. inggris yang kemarin lagi" kataku dalam hati, tanpa fikir panjang lagi aku langsung ke depan dan membacakan semua kata-kata bahasa inggris yang ada di otakku, walau sedikit namun guru itu memberikan tepuk tangan yang meriah, " Untunggg...." kataku dalam hati lagi.
"K R R R I I I I N N N G G G... K R R R I I I N N N G G G... K R R R I I I N N N G G G..." bel berbunyi menandakan bahwa waktunya istirahat, dengan cepat aku mngambil telepon genggam yang ada dalam tasku, ternyata setelah aku cek sudah ada beberapa sms. Salah satunya itu dari kakak perempuanku, Dia berkata bahwa malam ini dia akan pulang ke rumah kakek, dan dia menyuruhku untuk datang malam ini ke rumah kakekku, sungguh malas rasanya untuk datang kesana karena jarak rumah kakekku dengan rumah ibuku lumayan jauh jaraknya sekitar 2 km, namun aku harus datang karena sudah lama sekali rasanya aku tak bertemu dengan kakak perempuanku itu.
Setelah shalat ashar aku langsung kembali ke kelas untuk belajar, tetapi setelah aku sampai ke dalam kelas tak ada seorangpun yang nampak batang hidungnya disana, semuanya telah rapi, yang tersisa hanya tas dan sepatuku saja yang ada di dalam sana. Setelah aku memakai sepatu dan tasku aku langsung menuju ke lapangan, soalnya aku punya firasat bahwa mereka ada disana, ternyata betul apa yang ada dalam fikiranku mereka semua ada disana mereka tengah berkumpul di bawah maahri yang terik. terbayang dalam benakku bahwa akan ada pengumuman yang memberitahukan bahwa sekolah diliburkan 1 sampai 2 minggu, wah senang rasanya bila semua itu menjadi kenyataan.
Tanpa fikir panjang aku langsung menuju ke tengah-tengah barisan, lalu terdengar suara guru berbicara lama sekali ternyata ujung-ujungnya tak ada acara libur sekolah, yang ada hanya akan diadakan ulangan senin besok. Huh sungguh kesal hatiku saat itu, tapi ada senangnya juga setelah pengumuman tersebut para siswa di perbolehkan pulang. Setelah sampai dirumah aku langsung merebahkan tubuhku ini ketempat tidur, tak terasa aku telah terlelap di tidurkan, dan ketika saat aku bangun, ternyata waktu telah adzan maghrib dan jam telah menunjukan pukul 17.56, dengan tergesa-gesa aku langsung menuju kamar mandi untuk mandi dan wudhu, setelah semua selesai aku langsung menuju kamar untuk shalat magrib.
selesai shalat maghrib aku langsung bergegas rapi-rapi karena aku akan bertemu kakak perempuanku tercinta, kangen aku sama dia, hari ini dia belikan aku oleh-oleh apa yah, tahun kemarin dia berikan aku oleh-oleh tas dan sepatu, hari ini pasti lebih bagus. ah belum ketemu saja aku udah berkhayal yang enggak-enggak apalagi udah ketemu. hari telah mulai gelap namun kondisi kantongku tak mendukung aku, niatnya sih aku pengen naik ojeg, namun karena kantongku terkena penyakit kanker alias kantong kering terpaksa deh aku harus jalan kaki kerumah kakekku.
Di jalan aku selalu terbayang akan sebuah penampakan, aku takut kalau-kalau hari ini adalah hari apes aku dan aku bertemu dengan sesosok makhluk gaib. Tanpa fikir panjang aku langsung lari dari rumah ibuku sampai rumah kakekku yang jaraknya sekitar 2 km. Itu adalah pengalaman pertama dalam sejarah hidupku lari dengan jarak yang begitu jauh tanpa berhenti dengan mata tertutup, mungkin saking takutnya aku kali yah sampai bisa menahan rasa lelah seperti itu. sesampainya disana aku langsung mengetuk pintu rumah kakekku dan setelah beberapa saat aku menunggu ternyata kakakku yang membukakan pintunya, oh ternyata benar saja kakakku sudah ada disana, kami ngobrol-ngobrol melepas rindu, namun aku malu bukan kepalang saat aku masuk kamar kakakku berniat untuk ganti baju, saat aku membuka baju seorang perempuan menjerit kecil memanggil kakakku, dengan rasa canggung aku langsung keluar menuju kamar mandi. di kamar mandi aku terus memikirkan wanita itu dan terus bertanya-tanya siapa wanita itu mengapa dia ada di kamar kakakku.
Dengan penuh keberanian dan pede yang amat sangat aku keluar dan langsung menuju ruang tamu hendak bertemu kakakku, setelah sampai disana aku bertemu lagi dengan wanita itu, aku benar-benar grogi saat dia menatap aku. dengan tekad yang kuat aku melangkahkan kakiku menghampiri kakakku dan langsung bertanya siapa dirinya lalu kakakku bercerita sedikit tentangnya, tak disangka ternyata dia seumuran denganku. aku berfikir tak ada salahnya kalau aku mendekati dirinya. Lalu aku mengobrol dengannya, ternyata orangnya asyik, langsung akrab dengan seseorang, aku suka orang yang seperti itu.
Tak terasa kami telah mengobrol selama tiga jam, dan dia pun sebenarnya ingin sekali melanjutkan obrolannya denganku namun karena kakakku menyuruhnya tidur apa boleh buat dia harus menuruti kata-kata kakakku itu. dengan perasaan yang berantakkan dengan perasaan senang dicampur bahagia ditambah dengan janutng yang terus berdebar-debar aku tidur dan langsung memimpikannya.
Pagi sekali aku telah dibangunkan oleh kakakku, katanya dia ingin ditemani lari dengan semangat aku langsung menuju kamar mandi dan cuci muka lalu langsung mengambil sepatu milik kakak laki-laki ku, tanpa pamit aku langsung membawa teman kakakku itu yang talah ku ketahui namanya bernama Rena keluar duluan menuju jalan raya, disitu kami mulai mengobrol lagi. Saat aku menatap matanya ya ampun sungguh indah, saat kulihat senyumnya sungguh mempesona, dan kulihat dia berlari kecil denganku sungguh menggairahkan, "Astagfirullah hal'adzim.." kataku dalam hati apa yang telah aku perbuat, hanya karena dia aku lupa dengan shalat isya, hanya karena dia aku telah meninggalkan shalat subuh, sebenarnya apa yang telah merasuki tubuhku ini, megapa aku bisa seperti ini. Aku termenung sejenak, diam tanpa kata aku berdo'a pada Allah " Ya Allah, maafkan lah hambamu ini, sesungguhnya hamba khilaf Ya Allah."
Dengan sedikit kaget aku tersadar dari lamunanku tersebut, ternyata Rena yang menepak bahuku.dia mengajakku untuk berlari lagi dan aku mengangguk bertanda setuju. setelah seharian aku bersamanya terus tiba saatnya aku harus pulang kerumah karena besok aku harus sekolah dan ada ujian atau try out. Setelah aku sampai dirumah ibuku aku tak berhenti memikirkan dirinya.
sehari bagaikan setahun bagiku, sangat lama rasanya aku tak bertemu Rena, aku benar-benar kangen kepadanya, padahal baru 8 jam aku tak melihatnya tapi bagaikan sudah 8 windu aku tak berjumpa dengannya. setelah 3 hari aku tak berjumpa dengannya aku mencoba untuk main ke tempat kakekku, entah mengapa akhir-akhir ini aku sangat rajin main ketempatnya, padahal aku tak pernah main serajin ini paling dua atau 3 kali sebulan, namun karena ada rena aku jadi rajin main kerumah kakek. dan kini setelah menurutku sudah cukup mengenalnya aku ingin menembak dirinya alias menyatakan cinta kepadanya. namun sebelum itu aku meminta izin dulu kepada kakakku, tapi setelah aku bicarakan semua perasaan ku terhadap rena kepada kakakku, kakakku langsung marah entah kenapa lalu dia menarik aku ketempat yang aga jauh dari rena. kakakku bilang kepadaku bahwa Rena itu bukan cewek normal, Rena itu tidak suka dengan laki-laki sesungguhnya rena itu adalah seorang lesbi. Seperti disambar petir rasanya aku mendengar semua perkataan itu, tapi aku masih setengah tak percaya, tanpa meminta izin dari kakakku aku langsung menghampiri rena dan menariknya ke belakng dekat dapur, lalu aku bertanya kepadanya apakah semua yang dikatakan oleh kakakku itu benar atau tidak, namun dia bilang bahwa semua itu benar, seperti hampir copot jantungku mendengarnya, Ternyata Rena yang selama ini aku anggap perempuan biasa itu seorang lesbi. aku tak pernah menyangka bahwa kejadiannya akan sepeti ini. sakit rasanya hati ku ini seperti di tusuk oleh pisau yang telah berkarat, namun semuanya telah terjadi sebelum aku mencintai dirinya,
Selang beberapa hari aku tak pernah main lagi ke tempat kakekku karena kau tak ingin lagi melihat Rena. namun aku tak mau terpuruk dalam kehanyutanku ini, tersadar dalam benakku untuk apa aku harus sedih karenannya, toh masih banyak wanita lain yang mau terhadap ku. namun aku bisa menjamin rasa ini akan selalu ada untuk mu, untuk selamanya.